Wah…Kebun Binatang Surabaya (KBS) Ternyata Krisis Harimau dan Singa !
Surabaya, BARABERITA.COM Sabtu 14/04/2018 Hari 14 April, tepat dua tahun Harimau jantan bernama Wira menjadi penghuni Kebun Binatang Surabaya (KBS).
Wira sengaja di datangkan dari Taman Safari Indonesia (TSI) Bogor untuk menjadi pejantan bagi Harimau betina di KBS. Namun hingga saat ini, dua tahun sudah Wira menjadi penghuni KBS, namun belum membuahkan hasil. Informasi yang di dapat, Wira tidak berani menghadapi Harimau betina di KBS, atau mungkin tidak bergairah.
“Wira kini berusia 6 tahun, sementara Harimau di KBS rata-rata sudah berusia 13 tahun, bahkan ada yang 15 tahun, usia senja bagi Harimau untuk di tangkarkan,” papar pengamat satwa Singky Soewadji. Ditambahkannya, dari 9 ekor Harimau di KBS, tidak bisa saling di kawinkan bila tidak dengan Wira atau Harimau lain, karena mereka masih kerabat, bersaudara dan anaknya.
“Pertanyaannya, kenapa selama dua tahun ini manajemen KBS tidak mengupayakan untuk mengembalikan atau menukar Wira dengan Harimau jantan lain dari TSI ? Kenapa 9 ekor Harimau yang satu keluarga di KBS tidak di tukarkan ke Lembaga Konservasi (LK) lain ?” Ungkap Singky penuh tanya.
Saran itu disampaikan Singky agar beban biaya pakan tidak terlalu membebani KBS dan area kandang Harimau tidak padat. Toh mereka, lanjut mantan atlet berkuda ini, tidak bermanfaat di KBS, kecuali hanya nenunggu giliran mati karena usia, yang akhirnya menjadi sorotan publik karena ada Harimau mati di KBS.
Selain itu, tidak berhasilnya Wira mengawini Harimau di KBS harus dicari penyebabnya. Bisa jadi Wira kalah wibawa, selain jauh lebih muda, statusnya adalah pendatang di KBS. Apapun alasannya, harus ada generasi penerus Harimau di KBS. Belum lagi Singa Africa di KBS, satu-satunya pejantan tersisa lumpuh, dan tiga betina yang ada juga bermasalah.
Seekor betina juga lumpuh, dan betina lainnya bersaudara dengan pejantannya.
Terkesan terjadi pembiaran dalam mengelolah KBS, pada hal selain Direksi juga ada Pengawas, lantas apa fungsi mereka semua selama ini ?
“Dan ini menjadi tanggung jawab siapa ? Walikota Surabaya Tri Rismaharini tidak boleh tinggal diam, harus segera bersikap,” pungkas Singky yang selama terkenal kritis terkait kondisi KBS.
Senada dengan Singky, dosen FKH Unair I Komang Wiarsa menyatakan bahwa kalau yang mengelola KBS tidak memahami manajemen konservasi exsitu ya tentunya lebih memprihatinkan.‘ Lalu siapa yg salah?…”Tanya I Komang Wiarsa.
Editor : Tanto Ribowo