5 Fakta Terbakarnya KM Satya Kencana di Laut Jawa, Proses Evakuasi hingga Jumlah Korban
Banjarmasin, BARABERITA.COM Sabtu 04/08/2018 Kapal Motor (KM) Satya Kencana IX mengalami Kebakaran di laut Jawa, tepatnya di sekitar 54 mil barat daya Tanjung Selatan, Sabtu (4/8/2018). Kapal ini diperkirakan mengangkut jumlah penumpang 250 orang dari Surabaya menuju ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Seperti dirangkum TribunWow.com dari BanjarmasinPost.co.id, berikut sejumlah fakta KM Satya Kencana IX yang terbakar:
1. Proses evakuasi
Humas KSOP Banjarmasin, Wahyono mengatakan jika saat ini penumpang KM Satya Kencana IX sedang dievakuasi dan akan dibawa ke Pelabuhan Trisakti Banjarmasin. Proses evakuasi, kata Wahyono, menggunakan KM Niki Sae. Selain itu, ada beberapa kapal yang turut membantu penyelamatan seperti KM Kumala dan kapal TG Bina Merine 97. “Saat ini penumpang sementara dievakuasi dibawa ke Pelabuhan Trisakti Banjarmasin menggunakan ke KM Niki Sae. Untuk regu penyelamat SAR, masih ke TKP melakukan pengecekan siapa tahu masih ada yang tertinggal dan atau yang masih belum dievakuasi,” kata Wahyono.
2. Waktu insiden Kebakaran terjadi
Menurut info yang masuk, Wahyono mengatakan jika insiden kebakaran sekitar pukul 05.35 Waktu Setempat. “Jadi kalau Waktu Indonesia Tengah bisa jam 06.35, yang melaporkan yakni dari kapal yang mengevakuasi dari KM Niki Sae,” kata Wahyono.
3. Ambulans disiagakan
Sejumlah relawan dan emergency gabungan Kota Banjarmasin langsung bergerak menuju pelabuhan Trisakti Banjarmasin guna menunggu kedatangan para penumpang KM Satya Kencana IX. Brigade Rescue Banjarmasin, Ilham menuturkan jika para relawan dan emergency gabungan sudah menunggu sejak siang. “Iya benar, saat ini relawan dan emergency gabungan standby menunggu kedatangan para korban kapal terbakar di pelabuhan Trisakti Banjarmasin,” jelasnya Sejumlah ambulans juga standby di sekitar Pelabuhan Trisakti Banjarmasin. Terdapat sekitar 20 unit mobil pemadam BPK/PMK yang sudah merapat. Selain itu juga ada mobil PMI, Basarnas, dan relawan lainnya. “Ya kami standby kan ambulan dan beberapa rekanan untuk berjaga di sekitar Pelabuhan Trisakti. Ambulans yang kami stanby kan ada sebanyak delapan buah. Ini kemungkinan bertambah,” kata Ilham.
4. Jumlah korban terkini
Korban kapal terbakar KM Setya Kencana IX yang diangkut KM Niki SAE telah tiba di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin, Sabtu (4/8/2018) pukul 19.00 Wita. Para korban berhasil dievakuasi dengan KM Niki SAE oleh Basarnas dan relawan gabungan. Jumlah korban selamat yang diangkut oleh KM Niki SAE yaitu 141 orang. Terdiri dari 111 penumpang selamat dan 29 ABK selamat, serta satu orang penumpang meninggal dunia. Selanjutnya, pukul 20.00 Wita, KM Kumala akan tiba dipelabuhan dan membawa korban lainnya. Hingga berita ini diturunkan, belum diketahui penyebab dan asal usul dari api yang menyebabkan musibah tersebut.
5. Upaya RSUD Ulin Banjarmasin
Pihak RSUD Ulin Banjarmasin Kalsel rupanya tidak main-main dalam menyambut kedatangan penumpang yang merupakan korban KM Satya Kencana IX yang terbakar, Sabtu (4/8/2018). Pihak manajemen RSUD Ulin Banjarmasin mengerahkan kekuatan penuh tenaga perawatnya. Kordinator Keperawatan IGD RSUD Ulin Banjarmasin, HM Noor Rusdi mengatakan bila hari-hari biasa perawat yang bertugas hanya berjumlah 7 orang per tim. Kini demi memberikan penanganan maksimal bagi korban KM Satya Kencana IX sebanyak hampir tiga kali lipatnya dikerahkan. “Betul, jadi ada 20 tenaga medis yang kami kerahkan sore ini. Mereka yang semestinya libur usai piket pun, sore tadi kami panggil semua untuk masuk,” jelasnya.
Tidak tenaga perawat, penyediaan dokter pun pasca musibah kebakaran KM Satya Kencana IX juga menjadi imbas. “Empat dokter tersebut, terdiri dari dua dokter umum dan dua dokter Emergency, yang memang spesialis menangani korban urgent seperti ini,” ungkapnya. Kordinator Administrasi IGD RSUD Ulin Banjarmasin, Yosfihani juga memastikan kesiapan ruangan sudah rampung. Menurutnya RSUD Ulin Banjarmasin dalam hal ini sedikitnya mampu menampung sebanyak 35 pasien nantinya. “Untuk penanganan nanti akan dilakukan sistem labeling. Jadi sebelum korban ditangani, lebih dulu akan diberi label pada masing-masing korban, yang mana urgent, yang mana tidak. Tapi tetap ditangani,” jelas mantan kepala ruangan IGD RSUD Ulin Banjarmasin itu.
Editor : Arimin J. Wumu