SEMBELIHAN YANG AGUNG, Study Kritis Sejarah Iedul Qurban Yang Hilang
Jakarta, BARABERITA.COM Senin 21/08/2018 — Ibrahim berkata: Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu, maka hendaknya engkau perhatikan, apa yang engkau lihat? Dia menjawab: Wahai ayahku, laksanakan apa yang diperintahkan–insyâ Allâh–engkau akan mendapatiku dari golongan yang sabar. Maka tatkala keduanya berserah diri dan dia letakkan pipinya (ke tanah untuk menyembelihnya). Dan Kami memanggilnya, Wahai Ibrâhîm, sungguh kamu telah membenarkan mimpi itu. Sungguh, demikianlah Kami balas orang-orang yang berbuat kebaikan. Sesungguhnya hal itu adalah ujian yang nyata. Dan Kami tebus dia dengan sembelihan yang agung . Dan Kami tinggalkan hal itu pada kalangan ummat yang terakhir. (Sûrah Al-Shâffât ayat 99-109)
يْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ
“Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang Agung (besar)”. (QS. Ash Shoffat [37] : 108)
Qurban artinya adalah mendekatkan diri kepada Allah dengan memberikan sesuatu yang paling dan sangat dicintainya .
Didalam al Quran Allah abadikan kisah kisah kehidupan para Nabi dan keluarganya agar orang orang yang datang kemudian bisa turut mengenang dan mencontoh serta menjadikan uswah para figur dari keluarga teladan ini .
Allah abadikan dan jaga keaslian kisah kisah dalam al Quran tersebut diantaranya agar tidak bisa diputar balikkan oleh tangan tangan kotor para penguasa zalim dan orang orang jahat untuk kepentingan mencapai tujuan keinginan jahatnya.
Keikhlasan dan ketaataan keluarga kenabian yang sengaja kisahnya diabadikan Allah dalam al Quran ini, dimana mereka mencapai kemuliaannya bukan dengan gratis, tetapi dengan berkurban mempersembahkan semua milik yang dicintainya.Inilah inti ajaran mereka yaitu Agama keadilan Cinta dan pengorbanan serta kasih sayang kepafa kaum tertindas dimanapun diduna ini.
Saat belum sampai pisau tajam Nabi Ibrahim menggorok leher anak yang sangat dicintaInya ini,terdengar suara seekor Qibas mengembik. Bersamaan itu pula jibril turun membawa wahyu dari Allah yang menyatakan bahwa Nabi Ibrahim telah lulus ujian dan kelak proses pengorbanan akan dilanjutkan oleh cucu kesayangan Nabi Muhammad saw yaitu Al Husein Syahidu syuhada , sekaligus pemimpin seluruh pemuda di Surga.
Jibril berkata :”Wahai Ibrahim Allah Tuhanmu memberi tahu padamu Ketahuilah, sungguh kelak putra Muhammad akan tersembelih dalam keadaan terzalimi, dianiaya musuh-musuhnya.
“Wahai Ibrahim, sesungguhnya sekelompok kaum yang mengaku menjadi umat kekasihKu Muhammad akan menyembelih Al-Husain putra Muhammad dalam keadaan terzalimi, sebagaimana mereka menyembelih seekor domba. Bagi mereka murkaKu.”
Maka bergetarlah Nabiyullah Ibrahim. Tersungkur dan terhempas di hadapan Tuhannya. Air mata mengalir, dan tangisan tak berhenti .”
(Kitab Uyun Akhbar al-Ridha as, )
Ini sesuai sebagaimana firman Allah :”Kami telah menggantinya dengan sebuah penyembelihan agung (dzibhin ‘azhîm).Perisriwa ini Kami telah alihkan ke generasi-generasi yang terakhir /yang datang kemudian.”
(QS. ash-Shaffât: 104-108)
Sembelihan Agung yang dimaksud dalam ayat ini jelas bukanlah ditujukan kepada seekor kambing Qibas yang kecil ditambah tidak ada seekorpun kambing yang pernah memikiki keagungan dan kemuliaan sebagaimana teks ayat suci ” bi ‘dhibhin ‘azhim” beegitu pula jika dilihat dari konteks redaksi ayat al Quran yg disampaikan Ruhul Amin malaikat jibril kepada Nabi Ibrahim tersebut.
Kami telah menggantinlya dengan sebuah penyembelihan agung (dzibhin ‘azhîm). Kami telah alihkan itu ke generasi-generasi yang terakhir yang datang kemudian.”
(QS. ash-Shaffât: 104-108)
Generasi Umat terakhir yang akan datang kemudian dalam ayat diatas adalah sebaik baik umat yaitu Umat Nabi Muhammad saw dan tentunya yang dimaksud umat disini pastinya bukan kumpulan kambing tetapi umat manusia.
Generasi terakhir tersebut diatas jelas bukan umat Nabi Ibrahim sendiri .Umat Nabi Ibrahim dan Ismail sama semua kita tahu bukanlah umat Nabi yang terakhir dan ini tidak akan pernah bisa sesuai jika dihubungkan dengan ayat diatas.
Ayat tersebut untuk cucu Rasul saw Imam Husein, dimana Allah perkuat lagi penjelasannya dengan wahyu dalam kitab Injil yang dibawa Nabi Isa .Mungkin informasi ini untuk diketahui oleh umat Nabi Isa yaitu Bahwa kelak bakal ada peristiwa korban pembantaian dan sembelihan pengorbanan seorang manusia yang sangat Agung,
Pengorbanan Agung keluarga anak cucu Nabi Muhammad saw di Karbala yang lokasinya terletak persis ditepi sungat Furat atau Euprat di Iraq.
Pembantaian sadis yang dilakukan oleh sekelompok umat Nabi Muhammad saw sendri, yang fasiq dan munafik serta durhaka menghina keagungan kemuliaan keluarga Nabi mereka sendiri
Hari itu ialah hari Tuhan ALLAH semesta alam, hari pembalasan untuk melakukan pembalasan kepada para lawan-Nya. Pedang akan makan sampai kenyang, dan akan puas minum darah mereka. Sebab Tuhan ALLAH semesta alam mengadakan korban penyembelihan di tanah utara, dekat sungai Efrat.” (Yeremia )
Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.( Yeremia)
Nabi Muhammad saw dan Ahlul Batnya meraih semua kemuliaan dan keagungan tersebut dijalan suluk ketaatan cinta dan pengorbanan dalam menjalani kewajiban amar maruf nahi munkar berjuang dengan penuh keikhlasan kepada Allah.
Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw dalam surat al Kautsar : “Dirikanlah Sholat dan berkorbanlah”! (Qs al Kautsar).
Hampir semua Imam Imam terkemuka dari keturunan keluarga Muhammad saw, mati Syahid .Kalau tidak dibunuh ,dpenjara mereka mati diracun oleh nusuh musuhnya para penguasa.
Merekalah sebenar benarnya Imam Imam yang berjalan berjuang dijalan hak dan merekalah pemimpin yang wajib dikuti dicintai dan disholawati dimana ini sesuai dengan doa Rasulullah saw yang selalu beliau baca setiap.sholat atau ketika mengaji al.Quran :
“Ya Allah jadikanlah dari Istri Istri kami dan keturunan kami yang menjadi penyejuk.pandangan mata kami dan jadikanlah mereka Imam pemimpin dan panutan orang orang yang bertaqwa (Qs al Furqan 74)
Editor : Rommy Sumampow