16 Oktober 2024

REZEKI BUKAN SEKEDAR HARTA,ILMU DAN STATUS JABATAN

0

Oleh : Mustofa Chevy Al Habsyi/SILABNA.

Dalam kitab kitab klasik banyak didefinisikan tentang apa itu rezeki tetapi dengan kesimpulan yang kurang tepat .Rezeki menurut mereka adalah sesuatu yg kita makan dan kita pakai dan banyaknya benda dan ilmu yang kita miliki atau status dan kedudukan jabatan dimasyarakat.

Definisi dan kesimpulan seperti itu membuat rezeki hanya dipandang sebagai melulu perolehan materi dan ini sebenarnya pengaruh dari pemikiran dan pandangan yang diadopsi dari kaum Matrealis sosialis dan kapitalis yang asalnya bersumber dari induk pemikiran Atheis kaum anti Tuhan.

Atheis adalah satu keyakinan dan pandangan matrealistik bahwa dunia ini bisa terwujud bukan karena diciptakan Tuhan tetapi ia ada dengan sendirinya secara kebetulan disebabkan oleh adanya materi yang berevolusi dan saling berinteraksi satu sama lainnya.

Begitu pula ilmu dan jabatan atau status seseorang belum bisa atau tidak bisa dikatakan sebagai Rezeki sebelum ada kelihatan nyata hasil dari nilai keberkahan  yang diamalkan dalam kebaikan dijalan yang benar sesuai hukum yang Allah gariskan dan sudah ditetapkan.

Kalau rezeki itu semata perolehan kwantitas kekayaan dan kedudukan dari semua orang maka firaun, Qorun dan Taipan serta para koruptor adalah orang  yang paling disayang Allah karena mereka  yang paling banyak diberi rezeki oleh Tuhan.

Begitu juga kalau rezeki dinilai dari sekedar ilmu dan jika kemuliaan seseorang dinilai dari ilmu yang mereka miliki maka Iblis lah yang paling mulia karena Iblis  yang paling berilmu dan paling lama beribadah diantara makhluk ciptaan Allah lainnya.

Begitu pula kalau rezeki dinilai dari luasnya kekuasaan wilayah Islam maka khalifah khalifah dan raja raja yang membunuh dan memerangi para Nabi dan keluarga serta sahabat dan wali waliullah mereka adalah yang paling berjasa karena mereka memperluas kekuasaan Islam keseantero penjuru dunia dengan amal dan kekuatan pasukannya..

Rezeki dalam al Quran diperoleh melalui usaha taqwa.Taqwa adalah kwalitas prestasi ketaatan dan keikhlasan seseorang dalam bingkai iman dan amaliah  seseorang yang fokus bersuluk menghambakan diri taat dijalan Allah dan Rezeki bukanlah sesuatu yang bisa dilihat hanya dari sekedar kwantitas banyaknya hasil amal kerja seseorang mengumpuljan barang barang seperti kekayaan emas dan uang.

Dalam al Quran Allah jelaskan bahwa rezeki adalah prestasi dari hasil kerja berjuang dijalan amaliah taqwa seseorang : ” “Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka sangkanya dan dihitung hitung-.” (QS. Ath Tholaq: 2-3)”

Rezeki kita kwantitasnya sudah ditetapkan Allah tinggal kita berusaha mencarinya dan berjuang mendapatkannya dengan cara cara suluk yg halal dan sudah ditentukan aturannya sesuai syar’i

“Ya Rosul tidak engkau heran kpd manusia.Mereka gelisah terhadap rezeki  padahal rezeki mereka semua Aku sudah jamin sementara mereka tidak gelisah terhadap amal.amal sedangkan amal amal mereka Aku tidak jamin (Hadis Qudsi)

Saya seseorang yang tidak terlalu mempersoalkan  terhadap mereka yang mempermasalahkan Imam Mahdi itu sudah lahir dan ghaib atau belum lahir, tetapi saya fokus membaca ada sebuah matan doa yang dinisbahkan sebagai doa dari beliau yang sangat tepat dan sangat sesuai dengan tema rezeki dalam tulisan ini dan membuat Saya tertarik kepada matan isi dan hikmah doa ini bukan sanadnya. Teks doa tersebut susunan dan bunyinya adalah sebagai berikut :

Ya Allah, karuniakanlah kepada kami REZEKI  kemudahan untuk taat, menjauhi maksiat, ketulusan niat, dan mengetahui kemuliaan, muliakanlah kami dengan hidayah dan istiqomah, luruskanlah lidah kami dengan kebenaran dan hikmah, penuhilah hati kami dengan dengan ilmu dan makrifat (pengetahuan), sucikanlah perut kami dari haram dan syubhat, tahanlah tangan kami dari kezaliman dan pencurian, tundukkanlah pandangan kami dari kejahatan dan pengkhianatan, palingkanlah pendengaran kami dari ucapan sia-sia dan ghibah, dan karuniakanlah kepada ulama kami kezuhudan dan nasihat, kepada para pelajar kesugguhan dan semangat, kepada para pendengar kepatuhan dan kesadaran, kepada muslimin yang sakit kesembuhan dan ketenangan, kepada mereka yang sudah meninggal dunia kasih sayang dan rahmat, kepada orang-orang tua kami kewibawaan dan ketentraman, kepada para pemuda kami kembali kepada jalan Allah dan taubat, kepada para wanita rasa malu dan kesucian, kepada orang-orang kaya kerendahan diri dan kelapangan rezeki, kepada orang-orang miskin kesabaran dan qona’ah (rasa terima), kepada para pejuang kemenangan dan penaklukkan, kepada para tawanan kebebasan dan ketenangan, kepada para pemimpin bertindak adil dan kasih sayang, dan kepada rakyat kejujuran dan kebaikan akhlak, berkahilah para jama’ah haji dan dan penziarah dalam bekal dan nafkah, dan sempurnakanlah haji dan umrah yang telah Engkau wajibkan bagi mereka, dengan karunia dan rahmat-Mu, wahai yang lebih pengasih dari para pengasih.”

( kitab Mafatihul Jinan)

Doa diatas menggambarkan dengan jelas bahwa rizqi bukan semata materi tanpa keutamaan kebaikkan subtansi yang ada menyertai didalamnya seperti adanya taufik,petunjuk,ketaatan,keikhlasan,taubat,

semangat beribadah dan berjuang dijalan Allah atau menolak haram dan syubhat dan aneka subtansi pasukan taqwa yang lainnya

Besaran nilai rezeki ditentukan dari kwalitas dan kwantitas keberkahan hasil yang didapatnya.Semakin besar rezeki yang didapat bisa dinilai dari keberkahan yang dihasilkannya, karena berkah adalah kumpulan manfaat yg menghasilkan anak cucu manfat lainnya.Semakin banyak manfaatnya semakin besar rezekinya yang diujungnya adalah surga dan dijauhkan dari azab siksa api  neraka.

Wa Qina azabban Nar..

Tidak ada kecemburuan sosial dalam masalah rezeki karena ia adalah petunjuk dan ketaatan.Begitu pula penjagaan Allah dari yang haram dan subhat dan berwilayah kepada pemimpin yang bertaqwa serta kebebasan kemerdekaan dan ketenangan dll yang menjadi subtansi rezeki doa Imam Mahdi diatas..

Mudah mudahan kita diberikan rezeki yang lengkap subtansinya dan bukan fadhilah atau sekedar karunia kwantitas materi ,ilmu yang semakin menjauhkan kita kepada Allah dan menjadi semakin dekat kepada Iblis dan seitan seitan..Marilah kita syukuri semua fadhillah yang diberikan Allah sebagaimana Nabi Sulaiman as,karena dialah Nabi Allah yang terkaya  yang berkata dihadapan jin dan manusia dan dihadapan limpahan  karunia kekayaan dan kebesaran istananya dalam al Quran sbb:”

Berkatalah Sulaiman, “Ini termasuk karunia Rabbku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia” (QS. An-Naml: 40)

Mudah mudahan kita dijadikan Allah sebagai orang yg pandai bersyukur atas semua karunia matrealistik yang dilimpahkan kepada kita agar terus ditambah Allah dengan  rezeki yang  halalan thoyiban mubarokan dan juga anak anak yg sholeh dan bukan sebaliknya menggunakannya utk maksiat mengingkariNya dan menentangNya dan membuat anak anak kita menjadi anak anak yg durhaka..

Nauzubillah min zalik

Dan jika kamu sekalian bersyukur atas nikmat yang Aku berikan, maka niscaya akan Aku tambah nikmat-Ku untukmu. Dan jika kamu sekalian kufur atas nikmat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku itu sangat pedih”.(Qs)

Editor : Rommy Sumampow

 

 

Loading

follow :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *