13 Desember 2024

Sosialisasi Sekolah Siaga Kependudukan Dari DP3AKB Provinsi Kalimantan Timur Di SMA Negeri 5 Balikpapan

0
Siaga Kependudukan

Balikpapan BARABERITA.COM Selasa, 19/02/2019 Bertempat di Ruang Bangkirai SMA Negeri 5 Balikpapan Selasa 19/02 pukul 09.00  sampai dengan pukul 12.30 wita diadakan sosialisasi Sekolah Siaga Kependudukan oleh tim dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan  Keluarga Berencana (DP3AKB) Provinsi Kalimantan Timur.
Tim Sosisalisasi Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk Dan KB (DP3AKB) Provinsi Kalimantan Timur antara lain Kasubdit Kerjasama Pendidikan Kependudukan Lilik Nurkholidah, S.E. Kepala SMA Negeri 8 Samarinda Drs. Wahyudi, M.Pd dan duarang staf lainnya.
Kegiatan Sosialisasi Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) diikuti guru-guru, siswa-siswi SMA Negeri 5 Balikpapan, utusan SMA Negeri 4 Balikpapan, SMP Negeri 14 Balikpapan, SMP Negeri 18 Balikpapan, SDN 005 Balikpapan Selatan Serta Pemimpin Redaksi Baraberita.com.
Kepala sekolah model SSK SMA Negeri 8 Samarinda Drs.Wahyudi, M.Pd yang menjadi nara sumber pada sosialisasi tersebut mengatakan bahwa SMA Negara 8 menjadi Model Sekolah Siaga Kependudukan bersama tiga sekolah lainnya yaitu SMA Negeri 5 Samarinda, SMA Negeri 1 Penajam Paser Utara, SMA Negeri 1 Tana Grogot dan saat ini ketambahan satu lagi yaitu SMA Negeri 5 Balikpapan, Latar belakang kelahiran SSK juga sejatinya tidak bisa dilepaskan dari program generasi berencana (Genre) yang sudah terlebih dahulu digulirkan. Terlebih selama ini sekolah dianggap satu-satunya agen perubahan (agent of change) secara formal di Indonesia. Sayangnya, kurikulum pendidikan kependudukan kurang kontekstual. Banyak contoh-contoh kependudukan yang terdapat pada buku pelajaran masih menggunakan fakta atau ilustrasi di luar negeri. Padahal, masalah kependudukan melekat pada kehidupan siswa di masyarakat.
Alasan SSK makin kuat mengingat selama ini materi kependudukan tidak terintegrasi ke semua mata pelajaran. Pembelajaran kependudukan juga masih berbasis tekstual. Seharusnya pendidikan kependudukan aplikatif dan bisa dilakukan langsung oleh peserta. Juga tak ada kearifan lokal dalam kurikulum kependudukan. Kondisi ini terjadi karena guru kurang memiliki pengetahuan kependudukan itu sendiri. Padahal semua masalah sosial akibat dari masalah kependudukan.
Pada saat yang sama, semua kebijakan pembangunan berbasis data kependudukan. Di samping itu, ada korelasi signifikan antara bencana alam dengan masalah kependudukan. Sebaliknya, sejauh ini tidak ada sosialisasi masalah kependudukan ke sekolah. Kondisi ini diperburuk dengan minimnya informasi kependudukan di sekolah. Berikut ini link yang bisa diakses tentang sekolah model SSK : SSK SMAN 8 SAMARINDA
Kasubdit Kerjasama Pendidikan Kependududkan Lilik Nurkholidah, S.E, Sangat mengapresiasi kepada SMA Negeri 5 Balikpapan yang menjadi sekolah model Sekolah Siaga Kependudukan, berikut ini link yang bisa diakses tentang sosialisasi SSK di Kabupaten Kota di Kaltim : Materi Sosialisasi SSK di Kabkota
(SSK) di Kota Balikpapan, dan menjadi sekolah pertama di wiliyah Balikpapan, berharap kedepan bisa bertambah melihat antuisme beberapa sekolah di daerah ini, seperti SMA Negeri 4, SMP Negeri 14, SMP Negeri 18, Lilik dalam menyampaikan materi tentang SSK dengan cara dialog membuat peserta makin banyak yang ingin bertanya, sebelumnya materi yang disampaikan Drs. Wahyudi, M.Pd, dibawakan dengan gaya pelawak Tukul Arwana membuat peserta sosialisasi terpingkal-pingkal termasuk Kepala Sekolah SMA Neg. 5 Balikpapan Dra. Ririen Friedayati dan Humas SMA Neg. 5 Dra. Marje Pandi, M.M.
Menurut Dra. Dwi. Suryani, M.Pd teman PLP Drs. Wahyudi, M.Pd, bahwa “ di tempat pelatihan, kami semua peserta sempat memberi nama tambahan kepada beliau yaitu “ Wahyudi Arwana “ wong beliau belum ngomong orang pada ketawa semua.”
Panitia pelaksana SSK SMA Negeri 5 Balikpapan Hj. Dra. Emiyati, M.Mpd kepada baraberita.com menyampaikan “ Progran Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) sudah masuk dalam 7 Pilar SMA Negeri 5 Balikpapan, Semoga program ini dalam waktu dekat bisa masuk dalam program kurikulum pendidikan.”
Laporan : Marwan B

 

Loading

follow :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *