20 Januari 2025

Peresmian Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) SMA Neg. 5 Balikpapan Oleh Kepala DP3AKB Balikpapan Ir. Sri Wahjuningsih, M.AP

0
ssk1
Balikpapan, BARABERITA.COM Selasa, 19/02/2019 Hari ini selasa, 19/02/2019 pukul 08.15 wita bertempat di halaman upacara SMA Negeri 5 Balikpapan, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Ir. Sri Wahjuningsih, M.AP Meresmikan Sekolah Siaga Kependudukan (SSK).
Hadir dalam peresmian tersebut selain Kepala DP3AKB  Ir. Sri Wahjuningsih, M.AP, hadir pula Tim dari DP3AKB Provinsi Kalimantan Lilik Nurkholidah, S E. Kepala  SMA Mode Negeri 8 Samarinda Drs. Wahyudi, M. Pd,  Camat Balikpapan Selatan Drs. Mohammad Idrus, M.Msi, Kepala dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Balikpapan diwakili Kasi, Perwakilan SMA Negeri 4 Balikpapan,  Kepala Puskesmas Sepinggan Baru, Lurah Sepinggan Baru, SMP Negeri 14 Balikpapan, SMP Negeri 18 Balikpapan, SD 005 Balikpapan Selatan serta guru-guru, Tata Usaha, Siswa-siswi SMA Negeri 5 Balikpapan.

Acara diawali dengan Doa yang dibawakan oleh guru pendidikan agama Islam BUDI, S.PdI, selanjutnya penyampaian panitia pelaksana peresmian Sekolah Siaga Kependudukan oleh Hj. Emiyati, S.Pd. M.MPd, disusul paduan suara SMA Negeri  Balikpapan, diselingi dengan tari-tarian dari siswa-siswi Smala, berikut sambuatan-sambutan, antara lain Sambutan Kepala Sekolah SMA Negeri 5 Balikpapan, Sambutan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan Kota Balikpapan Ir. Sri Wahjuningsih, M.AP yang sekaligus meresmikan Sekolah Siaga Kependudukan.

Kepala Sekolah SMA Negeri 5 Balikpapan Dra. Ririen Friedayati, dalam inti sambutannya mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh undangan yang hadir dalam acara peremian Sekolah Siaga Kependudukan (SSK), ‘ Ini sekolah yang pertama di Kota Balikpapan ditetapkan sebagai Sekolah siaga kependudukan dan kelima di Kalimantan Timur stelah SMA Negeri 8 Samarinda dan beberapa sekolah lainnya. Sekolah Siaga Kependudukan Adalah upaya yang dimaksudkan menyiapkan remaja untuk memahami lingkungan mereka yang beresiko besar terhadap masa depan mereka disebabkan adanya bonus demografi.

Bonus demografi artinya jumlah penduduk muda yang produktif rasionya sangat banyak dibanding yang tidak produktif. Agar mampu bersaing maka remaja harus punya rencana tidak menikah muda, tidak memiliki banyak anak dan hidup mapan. Hidup mapan harus memiliki strategi tidak malas,kreatif, inovatif dan kerjasama serta memiliki tanggung jawab.
Utamakan kompetensi, Bekali diri dengan keahlian yang khusus, Untuk mengalahkan pesaing pesaing kalian, Punya mental pantang menyerah dan memiliki sikap.”

Kepala DP3AKB Kota Balikpapan Ir. Sri Whjuningsih, M.AP dalam inti sambutannya, “ Saya bangga berada ditengah-tengah warga SMA Negeri 5 Balikpapan, ini yang ke tiga kalinya saya hadir disini, mungkin adik-adik dan sebagian guru, tata usaha SMA Negeri 5 Balikpapan belum mengenal siapa camat Balikpapan Selatan dimana sekolah adik-adik berada, saya perkenalkan disamping saya adalah Drs. Muhammad Idrus, M.Si beliau adalah camat belum lama ini dilantik menggantikan camat Haermusri, Selanjutnya Tentu banyak orang yang bertanya apa itu SSK, mengingat istilah itu masih baru dan sosialisasi tentang hal itu juga belum gencar. Oleh karena itu, sedikit banyak saya akan mengupas seputar SSK, mulai dari pengertian, hal yang melatarbelakanginya, tujuan yang ingin dicapai, implementasinya di sekolah hingga hasil yang diharapkan dengan program SSK ini.
Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) adalah sekolah yang mengintegrasikan pendidikan kependudukan dan keluarga berencana ke dalam beberapa mata pelajaran sebagai pengayaan materi pembelajaran, di mana di dalamnya terdapat pojok kependudukan sebagai salah satu sumber belajar peserta didik sebagai upaya pembentukan generasi berencana, agar guru dan peserta didik dapat memahami isu kependudukan dan guru mampu mengintegrasikan isu kependudukan ke dalam pembelajaran sesuai dengan Kurikulum 2013. SSK didefinisikan sebagai implementasi operasional pengendalian kependudukan dan keluarga berencana dengan program-program pendidikan, terintegrasi dikelola dari, oleh penyelenggara pendidikan melalui pemberdayaan sekolah serta memberikan kemudahan atau akses terhadap anak didik untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan khusus bidang kependudukan dan keluarga berencana, pendidikan, kesehatan dan pemberdayaan ekonomi kreatif serta program sektor lainya. Latar belakang pembentukan SSK ini tidak lepas dari upaya pemerintah dalam mensikapi akan datangnya era Bonus Demografi di Indonesia pada tahun 2020 hingga 2035 mendatang. Pada era itu, jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) proporsinya lebih dari 50 persen dibandingkan dengan kelompok usia non produktif (0-14 tahun dan > 65 tahun). Pada era ini harus disiapkan generasi yang berkualitas, agar tenaga kerja yang melimpah pada saat ini mampu membawa berkah bukan malah menjadi bencana. Apalagi realitanya saat ini masih banyak persoalan kependudukan yang dihadapi Indonesia. Bukan hanya terkait dengan rendahnya tingkat pendidikan sebagian besar penduduk dan tingginya laju pertumbuhan penduduk yang memicu pengangguran, tetapi juga kualitas kesehatannya yang masih rendah yang ditandai dengan tingginya angka kematian ibu dan bayi, serta banyaknya persoalan yang dihadapi remaja terkait dengan pergaulan bebas, pernikahan dini, penyalahgunaan napza dan sebagainya. Disinilah perlunya upaya menghadapi datangnya era bonus demografi secara bijak dengan pendidikan kependudukan pada generasi mudanya, utamanya siswa di sekolah, agar mereka menyadari persoalan yang akan dihadapi di era mendatang terkait melimpahnya tenaga kerja. Juga mendorong mereka untuk tumbuh dan berkembang menjadi generasi penerus bangsa yang berkualitas yang memiliki pengetahuan, pemahaman dan kesadaran serta sikap dan perilaku berwawasan kependudukan.
Dengan demikian, tujuan yang diharapkan dengan adanya program SSK ini tentu saja selain memupuk kesadaran akan kondisi kependudukan di wilayah tempat tinggal masing-masing siswa, juga menumbuhkan sikap bertanggung jawab dan perilaku adaptif berkaitan dengan dinamika kependudukan. Lebih dari itu mengembangkan sikap yang tepat dalam mengambil keputusan untuk mengatasi masalah-masalah kependudukan kelak ketika mereka menjadi dewasa. Dalam konteks ini, siswa perlu diajak untuk bersikap: (1) Saya Sadar (I aware) mengenai perkembangan jumlah penduduk dunia, kebutuhan dan ketersediaan air, pangan dan energi, (2) Saya Peduli (I care) mengenai isu-isu kependudukan, serta (3) Saya Melakukan (I do) mulai melakukan langkah-langkah aksi nyata melalui perilaku hidup berwawasan kependudukan.
Dengan digulirkannya program Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas peserta didik khususnya pada bidang kependudukan dan siap menghadapi tantangan yang cukup berat dimasa yang akan datang. Apalagi selama ini sekolah dianggap satu-satunya agen perubahan (agent of change) secara formal di Indonesia.  Alasan SSK makin kuat mengingat selama ini materi kependudukan tidak terintegrasi ke semua mata pelajaran. Pelaksanaan SSK ini dimulai dengan pengintegrasian pendidikan kependudukan dan Keluarga Berencana ke dalam mata pelajaran yang relevan seperti Geografi, Sosiologi, Ekonomi, Biologi, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Pendidikan Jasmani dan Olahraga Kesehatan, dan Bimbingan Konseling. Demikian sambutan saya dengan membaca Bismillahirrahmani rrahim Sekolah Siaga Kependudukan SMA Negeri 5 Balikpapan saya resmikan.

Acara  peresmian SSK diakhiri dengan penyerahan cendera mata dari Kepala  Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana  (DP3AKB) Ir. Sri Wahjuningsih, M.AP kepada kepala sekolah SMA Negeri 5 Balikpapan Dra. Ririen Friedayati, selanjutnya dari Kepala SMA Negeri 8 Samarinda Drs. Wahyudi, M.Pd kepada Dra. Ririen Fridayati dan sebaliknya, Dari BKKN Provinsi aklimantan Timur kepada Kepala SMA Negeri 5 Balikpapan dan sebaliknya, Selesai penyerahan cendera mata dilanjutkan dengan sosialisasi SSK di Ruang Bangkirai.
Laporan : Arimin JW.

Loading

follow :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *