Keinginan Besar Meraih Piala Adipura Kabupaten Paser, Ibaratnya Sekarang Pondasinya Sudah Terbentuk
Tana Paser, BARABERITA.COM Selasa,15/01/2019 Kabupaten Paser akhirnya berhasil meraih sertifikat Adipura. Ini sekaligus mengakhiri penantian panjang. Meski belum piala Adipura, perolehan ini patut dibanggakan mendapatkan gelar bergengsi di bidang lingkungan hidup itu.
Mendapat penghargaan maupun piala sebagai bukti keberhasilan dalam kebersihan serta pengelolaan lingkungan perkotaan ini, memang impian tiap kabupaten/kota di Indonesia, pertanda kepala daerah mampu memenuhi standar kriteria kota bersih.
Meskipun baru sertifikat, namun didapatnya anugerah kategori kota kecil yang langsung diterima Bupati Yusriansyah Syarkawi dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Jakarta, Senin (14/1), menjadi kado istimewa bagi Kabupaten Paser di usia 59 tahun pada 29 Desember 2018.
Diterimanya sertifikat adipura ini adalah yang kedua, dimana sebelumnya Kabupaten Paser pada 2008 juga menerima. Tak heran, dengan diterimanya penghargaan dibidang kebersihan lingkungan 2019 ini, siapapun sebagai warga Kabupaten Paser, patut berbangga hati.
Semua pihak sudah melakukan berbagai upaya akseleratif untuk menciptakan kebersihan lingkungan di ibu kota Kabupaten Paser ini. Saat ini berita perolehan sertifikat Adipura melalui Website Humas Paser, banyak mendapat apresiasi dari masyarakat Kabupaten Paser.
Komitmen untuk meraih Piala Adipura pada tahun mendatang menjadi keinginan besar, karena ibaratnya sekarang pondasinya sudah terbentuk tinggal ditingkatkan lagi.
Berdasarkan penilaian oleh tim pusat yang disampaikan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Paser, di Paser ada peningkatan yang signifikan dalam pengelolaan lingkungan, termausk di dalamnya masalah sampah.
Meski demikian diakui Kepala DLH Paser Abdul Basid, masih ada sejumlah fasilitas lingkungan yang belum memenuhi standar, seperti TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) yang indikator penilaiannya lebih tinggi dibanding fasilitas lainnya. Sekarang kan tidak boleh lagi TPA itu yang memiliki (sistem) terbuka.
Harapan besar kepada DLH menjadi tumpuan baru merahi Piala Adipura. Banyak masalah lingkungan yang dapat menggugurkan kesempatan untuk memenangkan penghargaan bergengsi tersebut.
Yang jelas, program Adipura harus mampu mendorong terwujudnya kota yang tidak hanya bersih, hijau, dan sehat, namun juga berkelanjutan dalam mewujudkan kota-kota yang layak huni (livable city) serta kota yang berkelanjutan yang harus mampu mengintegrasikan aspek pembangunan ekonomi, pembangunan sosial, dan juga pembangunan lingkungan dengan turut mendorong partisipasi aktif masyarakat.
Dari sumber berita Media Indonesia, penilaian penganugerahan Adipura akan lebih kompleks. Aspek yang dinilai tidak hanya mengenai lingkungan, tetapi juga ekonomi, sosial, dan pemberdayaan masyarakat yang menekankan tata kelola pemerintahan daerah yang baik. Performa daerah juga dilihat berdasarkan kemampuan mereka mengintegrasikan aspek pembangunan berkelanjutan.
Konsep rebranding dilihat dari fungsi lingkungan yang lebih luas. Tidak hanya nilai administratif secara fungsional dan urban area, tapi juga cakupan good enviromental governance keseluruhan. Selain itu kriteria dan indikator utama pada program Adipura adalah pengelolaan sampah dan ruang terbuka hijau oleh pemerintah daerah serta partisipasi aktif masyarakat.
Ada beberapa penambahan beberapa indikator yang digunakan, di antaranya penilaian terkait dengan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, penanganan kebakaran hutan dan lahan, serta pengelolaan pertambangan berwawasan lingkungan. (humas)
Laporan : Evan RS.Lintang